Berita

Pencarian

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI SAMPAH RUMAH TANGGA OLEH PESERTA DIDIK SMA NEGERI  5 KUPANG

    Pada jaman sekarang ini, perkembangan teknologi semakin maju, mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Peralatan teknologi sudah menjadi suatu kebutuhan sehingga mempengaruhi gaya hidup manusia. Disamping dampak positif dari perkembangan teknologi, ada pula dampak negatif yang mempengaruhi gaya hidup manusia, salah satunya adalah semakin berkurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar seperti masalah sampah. Sampah-sampah yang dibuang tidak pada tempatnya bisa merusak pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat mencemari lingkungan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021, sebanyak 28,3% dari total sampah merupakan sampah sisa makanan dan sebanyak 12,75% sampah berupa kayu/rating. Sampah-sampah organik seharusnya bisa dikelola kembali seperti di daur ulang, pembakaran, persiapan, pengomposan, dan pembusukan. Peraturan Rumah Tangga No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

    Pembelajaran pada kurikulum sekolah penggerak lebih berfokus kepada peserta didik. Selain pembentukan karakter, kurikulum sekolah penggerak juga menuntut peserta didik agar memiliki ketrampilan yang cukup. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya dimana proses pembelajaran lebih monoton didalam ruangan kelas dan lebih mengutamakan aspek pengetahuan dibanding ketrampilan. 

    SMA Negeri 5 Kupang sebagai salah satu sekolah penggerak memilih membuat pupuk kompos sebagai projek sekolah penggerak karena menggunakan bahan yang mudah didapat yaitu dengan memanfaatkan sampah dedaunan, ranting pohon, dan sampah rumah tangga seperti sisa-sisa nasi, sayuran, lauk, dan buah-buahan.  Inovasi ini bertujuan menggali bakat dan ketrampilan peserta didik untuk kreatif mengolah sampah yang tidak terpakai menjadi berguna dan bernilai jual. Kelak mereka bisa menjadi seorang wirausaha. Selain menggali bakat dan ketrampilan peserta didik, inovasi ini  setidaknya dapat membantu pemerintah dalam mengurangi sampah di tempat-tempat pembuangan.

    Inovasi  ini dibuat oleh peserta didik Kelas X yang dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 10 orang dengan 1 guru pendamping. Selain membuat pupuk, masing-masing  kelompok wajib membuat pot bunga dari semen serta menyiapkan tanaman hias kemudian mereka menanam pohon di dalam pot menggunakan pupuk dan tanaman yang sudah mereka siap. Selain digunakan di sekolah dan di rumah, pupuk tersebut dikemas kemudian  dijual kepada masyarakat, hasil dari penjualan pupuk tersebut digunakan untuk keperluan kelas atau dijadikan modal usaha kecil bagi kelompok peserta didik tersebut.

    Jika disetiap rumah tangga membuat pupuk kompos, maka  sampah di tempat pembuangan semakin berkurang, udara menjadi semakin segar dan tanaman-tanaman pun semakin subur tanpa harus membeli pupuk.

 

Pedoman penggunaan pupuk kompos dapat dipelajari di link ini : https://drive.google.com/drive/folders/1Be7SOg4z_bBA2TrlL3C2FJiDV5SoaAEY?usp=sharing